Ada pepatah yang mengatakan jika “Kasih Ibu Sepanjang Masa”. Hal itu terasa nyata ketika The Societies menyaksikan film “Pangku” besutan Reza Rahadian pada acara press screening (28/10) di Epicentrum XXI, Jakarta. Sebagai film panjang pertama Reza sebagai sutradara (sebelumnya, Ia pernah menyutradarai film pendek drama/thriller berjudul “Sebelah” pada tahun 2011), kami melihat ciri khas karakter penyutradaraan sang aktor yang terasa sepanjang film – sederhana, natural namun bermakna.
Mengangkat kisah perjuangan seorang ibu, pengemasan cerita dan adegan harus sukses menggugah emosi penonton yang sayangnya – beberapa film, atau bahkan sinetron menampilkan hal tersebut secara berlebihan. “Pangku” menawarkan hal yang sebaliknya. Setiap adegan terasa nyata dan sederhana yang membuat penonton seolah-olah sedang menyaksikan secara langsung kisah tersebut layaknya sebuah kisah kehidupan pada umumnya.

Melihat judulnya, banyak publik yang ‘tertipu’ jika film ini akan berfokus kepada cerita dewasa mengingat fenomena “Kopi Pangku” daerah Pantura yang mengijinkan pembeli di warung kopi untuk memangku wanita sembari menyeruput segelas kopi hangat. Siapa sangka, topik tersebut justru hanya berperan sebagai penguat cerita yang melengkapi kisah perjuangan penuh haru seorang Ibu dalam membesarkan dan merawat anaknya.
Film ini mengikuti kisah Sartika (Claresta Taufan), seorang wanita hamil besar yang mencari pekerjaan. Nasib membawanya bertemu dengan pasangan tua Maya (Christine Hakim) dan Jaya (Jose Rizal Manua), yang kemudian menampungnya. Seiring waktu, Sartika menemukan kehidupan baru untuk membesarkan anaknya, Bayu (Shakeel Fauzi), dan jatuh cinta dengan seorang supir truk ikan bernama Hadi (Fedi Nuril).
Film “Pangku” menghadirkan kisah tentang perjuangan seorang ibu tunggal dengan penceritaan yang sederhana, membumi, dan universal. Narasi yang tulus ini membuatnya mudah relate dan dapat dinikmati oleh berbagai kalangan penonton.

Sebagai debut penyutradaraannya, Reza Rahadian memilih untuk menampilkan kisah ibu tunggal dengan penuh kasih. Kisah tersebut terasa personal karea terinspirasi dari pengalaman pribadi Reza selama 38 tahun sebagai anak dari seorang ibu tunggal. Ditambah dengan 20 tahun karier aktingnya, memberinya perspektif yang cermat nan tajam dalam menggali perasaan ibu yang menjalani hidup tanpa banyak pilihan. Singkat kata, Film ini merupakan ‘surat cinta sang aktor/sutradara kepada Ibunya.
“Sumber inspirasi dari cerita di film Pangku berasal dari ibu saya sebagai seorang single mother dan bagaimana saya tumbuh bersamanya. Itulah awal dari semuanya, dan saya ingin menjadikan film ini sebagai tribut untuk ibu,” ujar Reza Rahadian, penulis sekaligus sutradara film Pangku.
Bukan sekedar penghormatan bagi Sang Ibunda, Reza juga berhasil mewujudkan mimpinya untuk menyutradarai film panjang. “Setelah berada di industri film selama lebih dari 20 tahun, saya merasa membutuhkan tantangan dan ruang baru untuk berkembang lagi sebagai seorang seniman, dan menyutradarai adalah hal yang sudah saya impikan sejak lama,” ujarnya.
Senada dengan Reza yang mengutamakan peran perempuan di dalam filmnya, Gita Fara menjelaskan bahwa film ini didedikasikan untuk perjuangan banyak wanita. “Film Pangku berbicara tentang ibu dan bagi banyak ibu di luar sana, yang hidupnya harus bekerja keras berkali lipat. Film ini untuk semua orang yang berjuang tanpa kemudahan dan pilihan-pilihan,” ujar sang produser.

Produser Gita Fara menjelaskan bahwa film ini didedikasikan untuk perjuangan banyak wanita: “Film Pangku berbicara tentang ibu dan bagi banyak ibu di luar sana, yang hidupnya harus bekerja keras berkali lipat. Film ini untuk semua orang yang berjuang tanpa kemudahan dan berbagai pilihan,” ujarnya. Penampilan apik para pemain utama membuahkan hasil manis di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2025. Pangku total meraih 7 nominasi Piala Citra, termasuk “Film Cerita Panjang Terbaik”, Pemeran Utama Perempuan Terbaik”, “Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik” dan “Penulis Skenario Asli Terbaik”.
Tidak hanya di skala Nasional, di tingkat internasional, “Pangku” sukses memenangkan 4 penghargaan di BIFF 2025 dalam kompetisi program Vision Asia, yaitu KB Vision Audience Award, FIPRESCI Award, Bishkek International Film Festival-Central Asia Cinema Award, dan Face of the Future Award. Dibintangi oleh jajaran aktor ternama seperti Fedi Nuril, Jose Rizal Manua, Devano Danendra, Lukman Sardi, Happy Salma, dan Nazira C Noer, film Pangku siap menyajikan sebuah tontonan yang hangat dan lekat di hati penontonnya.

Film Pangku tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 6 November 2025.
