Identitas Perempuan Indonesia dalam “Kebaya Kala Kini”

2 min read

Hari ini (24/7) resmi ditetapkan Pemerintah Indonesia sebagai Hari Kebaya Nasional berdasarkan Keppres No. 19 Tahun 2023. Hal ini menjadikan kebaya sebagai aset budaya dengan nilai tak terhingga dan menggalakan masyarakat untuk menjaga dan melestarikannya sebagai identitas nasional.

Untuk menumbuhkan kecintaan dan kesadaran masyarakat akan nilai tersebut, Bakti Budaya Djarum
Foundation merilis film pendek berjudul “Kebaya Kala Kini” yang menggambarkan kebaya sebagai bagian dari identitas perempuan Indonesia. Disutradarai oleh Bramsky, film ini menghadirkan kebaya sebagai simbol kehidupan dan perjalanan budaya penuh makna di dalam balutan sinematografi yang apik.

Courtesy of Indonesia Kaya

“Kebaya Kala Kini mengajak kita untuk mendalami kebaya yang tidak hanya memancarkan keanggunan, tetapi juga menggambarkan ketangguhan dan kelembutan perempuan Indonesia. Melalui kebaya, kita tidak hanya merayakan keindahan dan keunikan budaya, tetapi juga mendukung keberlanjutan ekonomi bagi para pengrajin dan pelaku usaha di seluruh Indonesia,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Menggambarkan kebaya sebagai identitas perempuan Indonesia, Bramsky menyoroti bagaimana pakaian tradisional tersebut beradaptasi dengan setiap generasi perempuan yang memakainya. “Kebaya menjadi saksi perjalanan hidup perempuan, dari masa muda hingga dewasa, mencerminkan kebijaksanaan dan keindahan yang berkembang seiringbertambahnya usia. Dalam perjalanan ini, kebaya menemukan makna baru dan iterasi dari jati dirinya yang selalu relevan dengan setiap zaman,” ujarnya.

Courtesy of Indonesia Kaya

Dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo, Putri Marino, Syandria Kameron dan Woro Mustiko, “Kebaya Kala Kini” menyoroti bagaimana kebaya mengikuti perubahan zaman, sejalan dengan perjalanan hidup perempuan, menggarisbawahi hubungan tak terpisahkan antara kebaya dan identitas perempuan Indonesia. Seperti kebaya yang digambarkan menjadi identitas, keempat figur wanita ini dipilih atas talenta mereka masing-asing di bidang seni yaitu sebagai aktris, penari Bali dan penyanyi Keroncong.

“Dalam dunia seni peran, kebaya bukan hanya sekadar busana, ia adalah karakter yang menyiratkan cerita dan emosi yang mendalam, memberikan dimensi baru pada peran yang dimainkan. Seperti aktor yang mendalami karakter, kebaya memperkaya setiap adegan dengan keanggunan dan keunikan desainnya yang memberikan kedalaman visual dan emosional, memperkaya setiap peran dengan nuansa sejarah dan budaya,” ungkap Putri Marino.

Courtesy of Indonesia Kaya

Melalui “Kebaya Kala Kini”, kebaya menjadi simbol penghormatan yang abadi antara perempuan Indonesia dan warisan budaya mereka, mencerminkan perjalanan dan transformasi yang terus berkembang seiring waktu. Film pendek “Kebaya Kala Kini” dapat disaksikan melalui YouTube Indonesia Kaya mulai hari ini (24/7).

You May Also Like

More From Author