JFW 2026 “DEWI FASHION KNIGHTS” (TANGAN Privé , KRATON Auguste Soesastro, TOTON)

4 min read

Jakarta Fashion Week (JFW) 2026 mencapai puncaknya melalui gelaran bergengsi Dewi Fashion Knights (DFK).  Sebagai sebuah segmen dengan kurasi ketat yang diakui sebagai puncak ekspresi kreatif dan barometer kualitas tertinggi dalam industri mode tanah air, DFK lebih dari sekadar penutup rangkaian pekan mode – melainkan sebuah institusi yang mendedikasikan panggungnya hanya bagi para desainer (Knights) yang telah menunjukkan konsistensi luar biasa, craftsmanship yang mendalam, serta memiliki visi kuat dalam membentuk arah industri fashion dalam negeri.

Berdasarkan deskripsi tersebut, menampilkan koleksi di Dewi Fashion Knights merupakan sebuah pengakuan tertinggi bagi seorang desainer, sekaligus menandakan bahwa karya mereka telah mencapai standar couture dan relevansi kultural yang signifikan. Tidak hanya memberikan nilai lebih bagi sang desainer, perhelatan ini juga berhasil mengangkat fashion dari ranah komersial menjadi bentuk seni yang mampu mengkaji identitas dan warisan bangsa.

Courtesy of dandy.hendrata@gmail.com

Mengangkat tema “Nusantara”, Dewi Fashion Knights yang diadakan pada Sabtu (1/11) menampilkan tiga brand fashion ternama Indonesia: KRATON Auguste Soesastro, TANGAN Privé, dan TOTON. Ketiga brand tersebut sukses membawa narasi yang orisinal dan kontras melalui eksplorasi mode tanah air yang terdiri dari penafsiran sejarah kuno hingga refleksi keadaan kontemporer yang diterjemahkan menjadi handcrafted berkualitas tinggi.

Dewi Fashion Knights di JFW 2026 dibuka oleh brand TANGAN Privé yang menandai satu dekade perjalanan mereka dengan koleksi berkarakter couture struktural. Selaras dengan tema “Nusantara”, brand ini menghadirkan identitas Nusantara yang berlapis: masa lalu, masa kini, dan masa depannya yang terimajinasikan melalui 18 tampilan yang dihadirkan di runway.

Menempatkan keahlian korset dan bustier sebagai tulang punggung struktural di bawah jaket yang terpahat dan reinterpretasi kebaya berlapis, koleksi ini melambangkan kemewahan yang tercermin dari menswear dengan tailoring yang menenangkan dan womenswear dengan eveningwear bervolume tinggi, mempertegas keahlian bespoke dari TANGAN Privé. Komitmen craftsmanship diperkuat melalui kolaborasi Tapis Lampung bersama perajin setempat dan Batik Kudus bersama Bakti Budaya Djarum Foundation, memposisikan teknik tradisional sebagai kontinuitas yang hidup.

Courtesy of dandy.hendrata@gmail.com

Sejarah kuno Indonesia juga kembali ditampilkan melalui interpretasi berbeda oleh brand KRATON, di bawah pimpinan Auguste Soesastro. Di atas panggung JFW 2026, KRATON menghadirkan koleksi mewah yang menafsirkan ulang pelabuhan dagang kuno Sumatera (Swarnadwipa) dan merayakan perpaduan budaya (melting pot) yang menjadi fondasi fusi multi-etnis Indonesia. Terinspirasi dari pameran “Port Cities” (1500-1900-an), KRATON menggabungkan tekstil dunia yang opulen—mulai dari jacquard India dan brocade Jepang, hingga wastra lokal seperti songket Sumatera dan batik Jambi—ke dalam siluet arsitektural khas KRATON. Singkat kata, koleksi ini menjadi bukti nyata gestur perebutan kembali budaya dan identitas Timur melalui transformasi hal adopsi Barat menjadi simbol kebanggaan budaya.

Budaya masa lampau Indonesia turut dihadirkan melalui koleksi “REGANG” oleh desainer Toton Januar. Lewat labelnya, TOTON, Ia menampilkan karya yang diinterpretasikan olehnya sebagai “Do’a untuk Indonesia” yang merupakan penelusuran puitis terhadap Pulau Emas – yang akrab dikenal dengan Sumatera, dan memperlihatkan keagungan yang terancam erosi. Berakar pada busana tradisional perempuan Aceh (kebaya panjang dan baju kurung), yang kemudian dipertemukan dengan elemen tailoring bernuansa militer, koleksi ini terdiri dari 16 tampilan busana yang sarat akan siluet dan kontras. Meski menggunakan bahan daur ulang dan upcycling, “REGANG” melambangkan kemewahan lewat ide tameng dari paper clay berbentuk pecahan dengan tekstur Celadon dan ukiran batu Cinnabar.

Courtesy of Jakarta Fashion Week

Melalui pergelaran Dewi Fashion Knights 2026, ketiga desainer ini tidak hanya menyajikan tren, tetapi juga menegaskan bahwa fashion Indonesia adalah sebuah medium yang kuat untuk mengkaji sejarah, mengekspresikan identitas, dan merayakan evolusi budaya bangsa menuju masa depan yang cerah. Melalui visi kolektif para “Ksatria Mode” ini, Jakarta Fashion Week telah berhasil menafsirkan ulang warisan Indonesia sebagai blueprint yang terus berevolusi dan relevan di panggung mode global.

You May Also Like

More From Author