“Mungkin sebentar lagi ku bisa, kuterima. Waktuku, peranku dalam hidupmu selesai.” Itulah sedikit petikan lirik dari hits single Bernadya yang telah didengarkan lebih dari 30 Juta kali di streaming platform Spotify, “Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan”. Tentunya, topik patah hati dan move on yang kerap digemari masyarakat umum menjadi alasan mengapa lagu-lagu Bernadya digemari publik. Namun, album perdana ini juga menjadi bukti satu fase pendewasaan diri dari penyanyi kelahiran 16 Maret 2004 ini.
Melalui pemaparan kisah cinta yang lebih gamblang, Bernadya menjadikan album “Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan” menjadi sebuah bukti kedewasaan dirinya setelah merilis mini album, “Terlintas” pada tahun lalu. Tentunya, perubahan ini terlihat melalui pendekatan misterius berupa visual yang didominasi warna hitam yang melambangkan kegundahan, kekecewaan, dan amarah yang membalut sisi melankolis.

Bukan sekadar luapan dari sudut pandang pribadi sang penyanyi, album ini juga mewakili perasaan banyak orang. Perasaan tentang sesuatu yang tidak pernah kita harapkan, namun sering terjadi dan harus kita hadapi layaknya hidup yang terus berjalan. “Lagu-lagu yang ada di dalam album ini bukan sekedar pemaparan cerita, tapi lebih kepada pengungkapan langsung soal semua yang dirasakan secara personal terhadap satu orang,” ungkap Bernadya.
Di samping kepiawaian sang penyanyi dalam bertutur kata lewat nada, racikan aransemen dari Petra Sihombing dan Rendy Pandugo sebagai produser berhasil menyempurnakan emosi yang ingin disampaikan dalam setiap lagu yang mengantar perjalanan cinta tersebut melalui tiga buah fase.

Ketiga fase ini terdiri dari fase pertama (heartbreak) yang diungkapkan melalui lagu ‘Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan’, ‘Kata Mereka Ini Berlebihan’, ‘Lama-Lama’, dan ‘Kita Kubur Sampai Mati’. Fase kedua (self doubt) tercermin melalui ‘Ambang Pintu’ dan ‘Berlari’ yang kemudian ditutup dengan fase ketiga (realization) lewat single andalan ‘Kini Mereka Tahu’ dan ‘Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan’ yang menutup perjalanan kisah elegi patah hati di album ini.
“Aku tetap mencoba menulis lagu senatural mungkin. Menuangkan hal-hal yang ada di dalam pikiranku dan menjadikannya lirik-lirik yang apa adanya. “Dengan yang tersaji di dalam album pertamaku ini, aku berharap para pendengar bisa menerima sejauh apapun aku mencoba untuk bereksplorasi,” ujar Bernadya.
Album terbaru Bernadya “Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan”, kini bisa didengarkan hari ini di layanan digital streaming platforms seperti Spotify, Apple Music, Deezer, YouTube Music dan lainnya.
