Official Trailer “Legenda Kelam Malin Kundang” Angkat Isu Trauma Antar-Generasi

3 min read

Sutradara ternama tanah air, Joko Anwar dan rumah produksi Come and See Pictures kembali berinovasi dengan menghadirkan “Legenda Kelam Malin Kundang”, sebuah film yang menyajikan interpretasi cerita rakyat tersebut ke dalam konteks dan konflik manusia di kehidupan modern. Film ini merupakan karya debut dari Rafki Hidayat & Kevin Rahardjo.

Menjelang penayangan di bioskop pada 27 November mendatang, “Legenda Kelam Malin Kundang” merilis official trailer di acara Press Conference Official Trailer yang diadakan pada (1/10) di RM Padang Merdeka Cipete, Jakarta Selatan. Trailer berdurasi dua menit tujuh detik ini menguak lapisan misteri dalam kisah sang tokoh utama, Alif (Rio Dewanto). Meskipun Alif menjalani hidup yang harmonis, trailer tersebut menampilkan teka-teki masa lalu—di mana Alif tak ingat wajah ibunya atau asal-usulnya. Situasi bertambah pelik ketika sang Ibu (Vonny Anggraini) muncul dan mengacaukan kehidupan damai keluarga kecilnya.

Courtesy of Arman Poplicist

Diproduseri Joko Anwar dan Tia Hasibuan, “Legenda Kelam Malin Kundang” dibintangi oleh Rio Dewanto, Faradina Mufti, Vonny Anggraini, Jordan Omar, Sulthan Hamonangan, Gambit Saifullah, Nova Eliza, dan Tony Merle. Tidak hanya menampilkan deretan aktor dan aktris ternama, dilm ini sekaligus menjadi bukti dari komitmen yang produksi Come and See Pictures yang didirikan duo Joko Anwar dan Tia Hasibuan untuk melahirkan suara-suara baru dari generasi sineas baru Indonesia. Hal ini tampak dari sang Sutradara, Kevin Rahardjo, yang mengawali karier di industri perfilman dengan mengikuti magang di Come and See Pictures.

Naskah Legenda Kelam Malin Kundang lahir dari klinik penulisan skenario yang digagas oleh Joko Anwar dan Come and See Pictures. Penulisan skenario ini dikembangkan oleh Rafki Hidayat (salah satu peserta klinik) bersama Aline Djayasukmana, dan turut ditulis oleh Joko Anwar, yang juga merangkap sebagai produser dan penyunting gambar film. Mengangkat trauma antar-generasi (intergenerational trauma), film ini menampilkan isu yang menjadi keresahan bagi para kreator dan menjadi refleksi terhadap apa yang terjadi pada situasi saat ini – baik di lingkup kehidupan berkeluarga dan sebagai sebuah bangsa.

Courtesy of Arman Poplicist

“Tema yang kami bawa adalah intergenerational trauma. Apakah sesuatu yang menjadi beban dari generasi sebelumnya harus tetap dirasakan oleh generasi penerus? Bukan hanya pada tatanan keluarga, namun dalam konteks yang lebih besar, dalam tatanan bangsa. Apakah beban generasi sebelumnya dengan segala macam permasalahannya, apakah sebagai generasi yang melanjutkan kehidupan memang harus menerima beban tersebut, atau bisa menolak dan memulai dari kertas kosong? Itu yang menjadi keresahan kami ketika membuat film Legenda Kelam Malin Kundang,” ujar produser dan penulis skenario Joko Anwar.

Bagi Joko, film ini juga menegaskan pentingnya regenerasi di industri perfilman untuk memunculkan suara-suara baru dari sineas Indonesia. Hal ini juga untuk merawat kepercayaan penonton yang saat ini telah menaruh kepercayaan terhadap film-film Indonesia.

Courtesy of Arman Poplicist

Come and See Pictures memproduksi film “Legenda Kelam Malin Kundang” bekerja sama dengan Rapi Films dan Legacy Pictures, dengan Barunson E&A sebagai world sales agent. Ikuti beragam informasi terbaru film ini melalui akun Instagram resmi @comeandseepictures.

You May Also Like

More From Author