“Athletic Rhythm”: Visi Dinamis Danjyo Hiyoji dalam Merumuskan Ulang Maskulinitas

4 min read

Kepiawaian Dana Maulana sebagai desainer kembali terbukti melalui koleksi “Athletic Rhythm”. Sang desainer tidak hanya mampu mengidentifikasi tren, tetapi juga menciptakan narasi yang kuat dan relevan melalui fashion. Kemampuannya dalam meramu berbagai tema kreatif, mengintegrasikan detail yang cerdas, serta mengeksekusi presentasi yang berdampak, menjadikan setiap koleksi Danjyo Hiyoji konsisten memberikan kontribusi signifikan dalam inovasi gaya busana pria di Indonesia.

Kali ini, panggung Plaza Indonesia Fashion Week (PIFW) 2025 menjadi saksi inovasi kreatif dari Danjyo Hiyoji melalui koleksi tersebut. Bukan sekadar presentasi busana, show ini merupakan sebuah manifesto yang meredefinisi makna maskulinitas, kebebasan berekspresi, serta sinergi antara gaya sporty dan estetika yang edgy. Singkat kata – “Athletic Rhythm” menghadirkan narasi visual yang dinamis.

Courtesy of Danjyo Hiyoji

Untuk memahami koleksi ini secara keseluruhan, kita harus kembali melihat kepada pokok utama – yaitu tema “Athletic Rhythm” itu sendiri. Sepanjang fashion show berlangsung, The Societies melihat tema tersebut secara eksplisit menjadi payung filosofis bagi koleksi ini. Lebih dari sekadar replika pakaian bertema olahraga/athleisure, berbagai fashion pieces yang dihadirkan turut menjadi statement fashion yang bold dan non-konvensional.

Tentunya, perhelatan fashion show ini menjadi hidup karena kepiawaian Dana Maulana dalam mencari tema kreatif yang relevan dan berhasil menjadikan berbagai cabang olahraga—mulai dari tinju, baseball, rugby, hingga sepak bola—menjadi fondasi utama desain. Hal ini menjadi representasi cerdas yang menghadirkan gaya yang kaya akan identitas.

Identitas juga menjadi hal utama yang menjadi nafas pada koleksi ini. Koleksi “Athletic Rhythm” Danjyo Hiyoji di PIFW 2025 merupakan manifestasi dari visi dinamis untuk merumuskan ulang maskulinitas melalui fleksibilitas gaya. Menafsirkan ulang unsur-unsur yang secara tradisional dianggap feminin—seperti rok plisket (pleats skirt) dan lengan mengembang (puffy sleeves)—ke dalam siluet yang secara mendasar maskulin seperti jaket dan blazer sporty, Danjyo Hiyoji menegaskan bahwa maskulinitas sejati terletak pada kebebasan berekspresi, rasa percaya diri, dan fluiditas. Tentu saja, langkah ini tidak hanya berfungsi sebagai pernyataan mode yang berani dan edgy terhadap norma berpakaian pria yang kaku, tetapi juga didukung oleh referensi historis (seperti kilt Skotlandia).

Ciri khas koleksi ini terletak pada detail desain, jahitan, pola, serta tekstur yang berkarakter. Jahitan-jahitan pada bola baseball atau rugby yang diadaptasi menjadi aksen struktural pada busana – bahkan pada kepala model, memberikan sentuhan unik yang menghubungkan fashion dengan akar atletik. Beragam pola yang diimplementasikan tidak hanya mencerminkan sifat dinamis athleisure – tetapi juga menciptakan harmoni antara siluet yang tegas serta fleksibilitas gerak.

Courtesy of Danjyo Hiyoji

Tidak hanya bermain dengan tema, Danjyo Hiyoji secara berani memainkan tekstur kontras dengan memadukan kain lembut dengan material yang kaku. Gabungan kedua unsur yang berlawanan ini menciptakan “ritme” tersendiri dalam setiap gerakan dan menampilkan fluiditas atletis secara presisi.

Satu hal yang selalu The Societies rasakan saat menghadiri berbagai fashion show dari Danjyo Hiyoji adalah percikan imajinasi yang ditimbulkan melalui koreografi panggung dan berbagai gimmick menarik. Kali ini, tamu yang hadir disuguhkan dengan aksi teatrikal yang mengubah runway menjadi panggung ekspresi yang enerjik. Elemen “gimmick sporty”, seperti adegan yang terinspirasi dari tinju, tidak hanya menarik perhatian tetapi juga memperkuat narasi koleksi.

Melalui gimmick tersebut, narasi seolah menekankan bahwa setiap busana yang dihadirkan di fashion show “Athletic Rhythm” dirancang khusus untuk individu yang berani tampil, memiliki semangat juang serta penuh percaya diri. Diiringi ritme musik yang upbeat dan dibalut dalam presentasi yang dinamis, pagelaran busana ini seolah-olah mengajak penonton untuk “menari mengikuti ritme mereka sendiri”.

Courtesy of Danjyo Hiyoji

Fashion show “Athletic Rhythm” dari Danjyo Hiyoji di PIFW 2025 merupakan perayaan visi dinamis Dana Maulana dalam menanggapi evolusi busana pria. Koleksi ini sukses melampaui batas fashion konvensional dengan mengintegrasikan tema olahraga dan fleksibilitas gaya maskulin yang cair. Kepiawaian Dana Maulana terlihat jelas dalam detail eksekusi, mulai dari jahitan khas perlengkapan olahraga yang diaplikasikan pada busana high-fashion, hingga aksi teatrikal dan gimmick yang energik di atas panggung. Secara keseluruhan, “Athletic Rhythm” bukan sekadar fashion show – melainkan sebuah manifesto modern yang menegaskan bahwa maskulinitas sejati berakar pada kebebasan berekspresi, yang ditampilkan dengan percaya diri, gaya, dan kualitas rancangan yang inovatif.

You May Also Like

More From Author