Aktris sekaligus peraih Academy Award, Meryl Streep, pernah mengatakan jika sifat empati merupakan unsur utama yang menghidupkan akting dari seorang aktor/aktris. Kepiawaian Streep menghidupkan berbagai tokoh yang diperankan serta menjadi ‘scene stealer’, mengingatkan kita pada seorang aktris ternama tanah air, Dayu Wijanto, yang berhasil membuat mata penonton seolah-olah enggan berpaling dari tokoh yang diperankannya dan menjadi bukti nyata dari pentingnya sifat empati di dalam sebuah seni peran.
“Saya orangnya sensitif terhadap perasaan dan memiliki empati yang tinggi. Hal ini memuluskan saya dalam menjalani beberapa peran di berbagai film yang saya bintangi,” tutur Dayu. Dengan akting yang memukau, tidak banyak yang mengira jika aktris berbakat yang pernah menjalani karir di bidang olahraga, aviasi hingga jurnalisme ini belajar akting secara otodidak. Mendengar kisah Dayu mengenai perjalanannya di dunia perfilman, The Societies merasa kalimat cliche “Follow Your Passion” yang sering lalu-lalang di media sosial bukanlah sekedar penyemangat atau comforting quotes semata.

Penuh dengan inspirasi, awal perjalanan karir Dayu dalam dunia seni peran mengingatkan kita pada satu adegan film ‘La La Land’ dimana sang tokoh utama, Mia, jatuh cinta dengan dunia perfilman ketika berada di set dan memutuskan akan mengejar impiannya, apapun rintangannya. “Semua berawal dari peran pertama saya sebagai Associate Producer di film ‘Night Bus’ (2017). Saat itu, saya masih berstatus sebagai karyawan korporat,” terangnya. Rasa cinta terhadap suasana syuting, membuat sang aktris yakin untuk memilih dunia seni peran sebagai jalur karir satu-satunya – seperti tokoh Mia.
“Hari itu, saya memutuskan untuk total di dunia akting ketika melihat suasana dan kondisi set film yang menyadarkan saya jika inilah panggilan hidup saya dan saya ingin terus berkarya di dalamnya,” tambah Dayu. Mengikuti passion, pintu pun terbuka lebar bagi sang aktris melalui film ternama karya sutradara Lucky Kuswandi, ‘Selamat Pagi, Malam’. Berperan sebagai Ci Surya, seorang istri yang menemukan rahasia kelam sang suami, Dayu menampilkan kharisma dan kemampuan aktingnya yang luar biasa dan membuat penonton kagum.

Kesuksesan film ‘Selamat Pagi, Malam’ memberikan cahaya terang bagi jalan sang aktris di dunia perfilman. Sejak film tersebut ditayangkan pada Juni 2014 silam, Dayu mendapat banyak tawaran film dan meraih gelar ‘Aktris Terbaik’ versi Majalah Tempo. Terkait hal tersebut, rasanya pantas sekali jika predikat tersebut diberikan kepadanya. Melalui berbagai film ternama tanah air seperti ‘Arisan! 2’, ‘Cek Toko Sebelah’, ‘Perempuan Bergaun Merah’ dan ‘Susi Susanti: Love All’, setiap tokoh yang diperankan sang aktris tampak bernyawa dan standout di antara para karakter utama serta berhasil membuat mata penonton tidak berpaling dari layar.
Apa kunci dari kesuksesan tersebut? Jawaban yang dilontarkan Dayu kepada The Societies mengingatkan kami akan pentingnya peranan kedisiplinan dan attitude di dalam seni peran, melihat hal tersebut sudah semakin tergerus di dunia yang modern. “Membaca script adalah hal pertama yang saya lakukan sebelum masuk ke karakter. Dari dialog pertama, saya sudah ‘menjelma’ menjadi tokoh yang diperankan,” ujarnya. Baginya, setiap karakter yang diperankan – besar maupun kecil, memiliki tantangannya tersendiri.
“Bagi saya, scene dengan porsi kecil lah yang memberikan banyak tantangan. Dengan porsi frame yang sedikit, saya dituntut untuk dapat membuat karakter tersebut memorable dan mencuri perhatian penonton,” tuturnya. Kami juga melihat totalitas berperan yang dihadirkan Dayu dengan melakukan adegan berbahaya tanpa stuntman atau bernyanyi di salah satu nominator Film Pendek Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) tahun 2018, ‘Elegi Melodi’. “Meskipun pekerjaan utama saya sebagai aktris adalah berakting, saya selalu berusaha menerjemahkan akting tersebut menjadi sesuatu yang natural,” ceritanya.

Dengan berbagai judul film dan serial yang akan dilakoninya, salah satunya adalah film horror arahan sutradara Anggi Umbara, ‘Kromoleo’, Dayu merasa bersyukur dengan segala berkat yang hadir kepadanya melalui dunia seni peran. “Saya sangat bersyukur dengan apapun yang telah saya dapatkan di bidang seni peran. Semua peran ada tantangannya, namun, semua itu menghantarkan saya kepada sejumlah kesempatan yang lebih baik lagi di masa depan,” tutur lulusan Fakultas Hukum Universtitas Kristen Indonesia dan New York University ini.
Meski telah menjalani berbagai peran di berbagai genre film, Dayu mengatakan ingin sekali berperan di film action. “Film action sering menghadirkan berbagai koreografi menarik dan tantangan baru. Saya sangat tertarik untuk berperan di dalamnya,” ucap sang aktris. Di akhir wawancara, kami juga meminta Dayu untuk berbagi saran bagi para individu yang ingin memulai terjun ke dunia perfilman. “Mental. Itulah hal utama yang dibutuhkan di industri ini. Dengan segala tantangan dan tuntutan yang cukup beragam, seorang aktor dan aktris yang baik adalah pribadi yang memiliki mental kuat serta attitude yang baik,” jelasnya.

Melihat totalitas dan kecintaan sang aktris pada dunia seni peran, rasanya sangatlah pantas jika Dayu dijuluki sebagai ‘benang merah perfilman Indonesia’. Berbagai wajah seperti Cik Surya yang menjadi simbol cinta tulus seorang wanita, Lydia Yap yang merupakan bentuk kasih sayang sepanjang masa orang tua terhadap anaknya ataupun Melodi yang menjadi pengingat untuk terus meraih mimpi hingga akhir tiba, menjadi sebuah bukti kepiawaian Dayu dalam memberikan nafas bagi setiap tokoh yang diperankannya.
Kalimat yang dilontarkan Dayu Wijanto di penghujung wawancara menjadi catatan penting akan dunia seni peran yang lebih dari sekadar panggung sandiwara semata. “Peran yang baik dihadirkan melalui pemahaman karir yang baik. Jalani akting senatural mungkin sehingga pesan penuh makna yang ingin disampaikan sutradara dan penulis dapat tersampaikan dengan baik melaluinya. Itulah tugas utama seorang aktor dan aktris,” pungkasnya.
