Brand gin premium asal Skotlandia, Hendrick’s Gin, menghadirkan moment istimewa pada penutupan Plaza Indonesia Fashion Week (PIFW) 2025. Menggabungkan fashion dan mixology melalui racikan cocktail yang diracik oleh tiga desainer fashion terkemuka Indonesia, kolaborasi ini mengangkat tema kabaret yang mewah melalui sebuah kreasi bersama edisi terbatas terbaru, Hendrick’s Grand Cabaret.
Melanjutkan kolaborasi sukses di tahun sebelumnya, tiga desainer terkemuka—Rama Dauhan, Faisal Shah (DIBBA), dan Dana Maulana (Danjyo Hiyoji), bertransisi dari studio fashion ke dunia mixology. Mereka meracik cocktail menggunakan Hendrick’s Gin dan edisi terbatas Hendrick’s Grand Cabaret. Setiap racikan tersebut tidak hanya merayakan semangat maksimalisme kabaret yang mewah dan teatrikal, tetapi juga menjadi cerminan filosofi kreatif yang khas dari masing-masing desainer.

Semangat perayaan dari Hendrick’s Grand Cabaret dihidupkan pada penutupan Plaza Indonesia Fashion Week 2025 melalui acara bar takeover eksklusif pada Minggu (5/10) di The Ganara, Lantai 6 Plaza Indonesia, Jakarta Pusat. Tiga desainer ternama bergantian meracik cocktail kreasi mereka yang terinspirasi kabaret dalam dua sesi, yaitu “Kemangi Sour” karya Rama Dauhan, “Hendrick’s Scarlet Siren” karya Faisal Shah dan “Rosemary Cabaret Collins” karya Dana Maulana. Suasana malam semakin teatrikal dengan pertunjukan tari kabaret, yang secara utuh merepresentasikan semangat maksimalisme yang diusung oleh edisi terbatas gin ini.
Hendrick’s Grand Cabaret—sebuah rilisan terbatas dari Cabinet of Curiosities—merupakan tribut terhadap perayaan di Paris pada awal abad ke-20, di mana inspirasinya berasal dari popularitas minuman berbasis buah stone fruit. Produk ini secara khusus diciptakan untuk merangkul para pemimpi, pelaku seni, dan mereka yang berjiwa bebas yang menghargai semangat selebrasi.

Master Distiller Hendrick’s – Lesley Gracie, mendapatkan inspirasi dari stone fruit eau de vie—minuman yang dahulu disajikan bersama gin dan mawar pada pesta-pesta Paris di era 1900-an, yang berakar pada tradisi penyulingan buah stone fruit abad ke-17. Dalam sebuah langkah inovatif, Gracie untuk pertama kalinya memilih stone fruit sebagai fondasi utama edisi Hendrick’s ini, yang dipadukan dengan herbal manis guna mencapai kedalaman, keseimbangan, dan kesegaran yang lembut.
“Saya selalu mencari inspirasi, dan kali ini saya menemukannya saat menelusuri resep-resep bersejarah untuk minuman stone fruit — eaux de vies, peach schnapps, cherry liqueurs, dan sejenisnya — ketika cita rasa stone fruit yang mewah menjadi tren di kalangan mereka yang mampu merayakan dengan gaya spektakuler. Saya bereksperimen dan menemukan bahwa ketika berbagai rasa stone fruit ini dipadukan, hasilnya memberikan kedalaman rasa yang kaya. Saya menambahkan herbal manis untuk menyempurnakan karakter buah yang begitu hidup. Ini adalah pertama kalinya saya bereksperimen dengan stone fruit, dan saya menyukai bagaimana hasilnya memberikan kedalaman rasa yang mewah sekaligus tetap ringan dan menyegarkan,” ujar Lesley.

Botol Hendrick’s Grand Cabaret sendiri dirancang dengan nuansa ungu mewah, diperkaya dengan dekorasi eklektik dari berbagai ikon menarik. Salah satu ikon utama adalah lampu gantung megah yang secara jelas merefleksikan perayaan penuh kemewahan—sumber inspirasi di balik penciptaan edisi gin ini.
Sebagai gin super premium, Hendrick’s Gin menyajikan kelezatan unik berkat proses penyulingan yang cermat di Skotlandia dalam batch kecil berkapasitas 500 liter. Kualitas tekstur yang sangat lembut dan karakter cita rasa yang seimbang dicapai melalui penggunaan kombinasi Carter-Head still dan copper pot still. Keunikan esensialnya terletak pada infus mentimun dan kelopak mawar yang dikombinasikan dengan 11 jenis botanikal, menciptakan cita rasa menyegarkan dengan keseimbangan aroma floral yang menawan.
